close
Banner iklan disini
Selamat Datang di aura insani..::..Semua amalan di web/blog ini adalah gratis, silahkan diamalkan, share, copy paste..::..Semoga Bermanfaat...::...mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekurangan..::....:::...

Hadist Keutamaan Berdoa

Ilmu Hikmah aura insani - Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a yang ada dalam Al- Qur'an bisa bermakna sebagai berikut: 1. Ibadah, (Q.S.Yunus: 106). 2. Perkataan atau Keluhan. (Q.S.Al Anbiya: 15), 3. Panggilan atau seruan.  (Q.S. Ar- Rum: 52), 4. Meminta pertolongan. (Q.S.Al- Baqarah: 23), 5. Permohonan. (Q.S.Al- Mukmin: 49). Sejatinya, tujuan berdoa adalah meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT sekaligus untuk memperbaiki diri. Ibn Atha'illah dalam kitabnya Al-Hikam menjelaskan, "Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta dan berharap pada Allah, tetapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal, kalau kita meminta (doa) sembari berusaha untuk mengubah diri (ikhtiar), Allah akan memberikan apa yang kita minta karena doa itu hakikatnya adalah pengiring agar kita bisa mengubah diri kita."
Manfaat doa begitu besar dalam kehidupan manusia. Dengan doa, kedamaian dapat diraih, semangat hidup dapat ditingkatkan, dan emosi dapat dikendalikan. Dengan doa, ada harapan yang terbentang. Doa juga menjadi penyejuk pada saat menghadapi musibah. Doa adalah tempat kembalinya manusia setelah seharian melakukan usaha (ikhtiar).

Allah memerintahkan manusia agar berdo'a dan merendahkan diri pada-Nya, serta menjanjikan akan mengabulkan doa dan mewujudkan apa yang dipinta itu.
1. Makna dan Hakikat Do’a

  1. Arti do'a. Do’a (الدُّعَاءُ) secara bahasa bermakna permintaan, dan berdo’a berarti meminta. Sementara itu, makna do’a secara syari’at adalah meminta sesuatu yang bermanfaat, dan meminta supaya dihilangkan atau dijauhkan dari sesuatu yang membahayakan. (Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 15/10, dan lihat Bada’i al-Fawa’id 3/835).
  2. 2 Jenis permintaan. Do’a tidak lepas dari permintaan supaya dilimpahi kebaikan atau supaya dihindarkan dari keburukan/marabahaya baik yang belum atau sudah terjadi. Sebab itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا يَنْزِلُ، وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ “Do’a itu bermanfaat baik untuk sesuatu yang sudah turun atau yang belum turun.” (HR. Hakim 6/70; dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’: 5721). Jika kita memperhatikan do’a-do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka kita dapati do’a tersebut tidak lepas dari dua perkara di atas, seperti do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم: اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ “Ya Allah anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah: 201). Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam sebuah haditsnya juga berdo’a:اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ “Ya Allah perbaikilah agamaku karena (agamakulah) yang memelihara urusanku, perbaikilah duniaku karena (duniakulah) tempat hidupku (sekarang), perbaikilah akhiratku karena (akhiratkulah) tempat kembaliku, dan jadikanlah hidupku semakin bertambah segala kebaikan untukku, dan jadikanlah matiku waktu istirahat dari segala keburukan.” (HR. Muslim: 2720).
  3. Terkadang permintaan dan perlindungan terpisah. Dan masih banyak lagi do’a-do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang menggabungkan antara permintaan kebaikan dan permintaan dihindarkan dari keburukan, atau pada suatu waktu beliau meminta kebaikan secara tersendiri, dan pada waktu lain beliau meminta dihindarkan dari keburukan secara tersendiri, seperti meminta ketakwaan, meminta supaya dihindarkan dari sifat malas, terlilit hutang, dan sebagainya. Oleh karena itu, jika Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjenguk orang sakit atau jika orang sakit datang kepadanya, beliau mendo’akan:اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ وَاشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا “Ya Allah Tuhannya manusia, hilangkanlah penyakit ini, dan sembuhkanlah karena Engkau maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas.” (HR. Bukhari: 5743 dan Muslim: 2191). Demikian pula beliau mengajari orang yang sakit untuk berdo’a, seperti Utsman bin Abil Ash رضي الله عنه saat sakit dan datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, beliau memerintahnya untuk meletakkan tangan (Utsman) di tempat yang sedang sakit, lalu beliau bersabda:“Ucapkan bismillah 3 (tiga) kali lalu ucapkan do’a (di bawah ini) 7 (tujuh) kali: أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ “Aku berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari buruknya sesuatu yang aku jumpai atau aku khawatirkan.” (HR. Muslim: 2202).

2. Fadhilan dan Keutamaan Berdo'a

  1. Do’a adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ “Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Daud no. 1479, At Tirmidzi no. 2969, Ibnu Majah no. 3828 dan Ahmad 4/267; dari An Nu’man bin Basyir).
  2. Do’a adalah sebab untuk mencegah bala’ bencana.
  3. Do’a itu amat bermanfaat dengan izin Allah. Manfaat do’a ada dalam tiga keadaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut, « ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ » “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid).
  4. Do’a adalah sebab kuat dan semakin mendapatkan pertolongan menghadapi musuh. 
  5. Do’a merupakan bukti benarnya iman dan pengenalan seseorang pada Allah baik dalam rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya. Do’a seorang manusia kepada Rabbnya menunjukkan bahwa ia yakini Allah itu ada dan Allah itu Maha Ghoni (Maha Mencukupi), Maha Melihat, Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha Mampu, Rabb yang berhak diibadahi semata tidak pada selainnya.
  6. Do’a menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada Allah Ta’ala. Karena seorang yang berdo’a ketika berdo’a, ia berarti meminta tolong pada Allah. Ia pun berarti menyerahkan urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya.
  7. Do’a adalah sebagai peredam murka Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ “Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan  bahwa hadits ini hasan).

3. hadits yang berhubungan dengan fadhilah berdoa

  1. Dari Ahmad dan Ash-habus Sunan dari Nu'man bin Basyir bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya berdoa itu merupakan ibadah, lalu dibacanya ayat yang artinya:"Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Ku kabulkan doamu itu'! Orang-orang yang menyombongkan diri  hingga tak hendak beribadah kepada-Ku sungguh mereka itu akan masuk neraka dalam keadaan hina dina!" (Q.S.Al-Mukmin: 60).
  2. Diriwayatkan oleh Abdur Razak dari Hasan: "Bahwa para sahabat Rasulullah saw. bertanya kepadanya: 'Di mana Tuhan kita itu'? Maka Allah pun menurunkan ayat yang artinya: 'Dan seandainya hamba-hamba-Ku bertanyakan Daku kepadamu, maka sesungguhnya Aku ini Mahadekat, Aku akan mengabulkan permintaan dari orang yang berdoa, jika ia berdoa kepada-Ku" (Q.S.Al-Baqarah: 186).
  3. Diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: "Tidak satu pun yang lebih dihargai oleh Allah daripada doa."
  4. Diriwayatkan Turmudzi daripadanya bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Siapa yang ingin do'anya dikabulkan Allah Ta'ala dalam bahaya dan kesusahan, hendaklah ia banya berdoa dalam kesenangan!"
  5. Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dari Anas, firman Ilahi  yang disampaiakan Nabi saw. dari Allah: "Ada empat perkara: salah satu diantaranya adalah buat-Ku , satu lagi buatmu, satu lagi antara-Ku denganmu, dan satu lagi antaramu dengan hamba-hamba-Ku. Adapun yang buat-Ku ialah bahwa kamu tidak akan memperserikatkan Daku dengan sesuatupun. Dan yang buatmu, apu juga kebaikan yang kamu lakukan, akan Kuberi balasan. Mengenai yang antara-Ku denganmu, ialah darimu berdoa sedang dari-Ku mengabulkannya. Kemudian mengenai perkara antaramu dengan hamba-hamba-Ku bahwa kamu akan menyukai buat mereka, apa yang kamu sukai buat dirimu sendiri!"
  6. Dan sahlah hadits dari Rasulullaah saw.:"Barang siapa yang tidak memohonkan kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya!" 
  7. Diterima dari 'Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Tidak mempan sikap berhati-hati terhadap takdir, sedang doa itu akan memberi manfaat, baik terhadap hal-hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan sungguh, bala atau malapetaka itu turun, lalu disambut oleh doa, maka bergulatlah keduanya sampai hari kiamat." (Diriwayatkan oleh Bazaar dan Thabrani, juga oleh Hakim yang menyatakan sanadnya sah).
  8. Diterima dari Salman al-Farisi bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Tidak dapat menolak qadha kecuali doa, dan tidak bisa menambah umur kecuali kebaikan." (Riwayat Thurmudzi yang menyatakannya sebagai hadits hasan lagi gharib).
  9. Diriwayatkan oleh Abu 'Uwanah dan Ibnu Hibban bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Jika salah seorang di antaramu berdoa, hendaklah ia menunjukkan besarnya keinginan buat memperolehnya, karena tidak satu pun yang dianggap besar oleh Allah."

                      ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ                                “Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Previous
Next Post »
Comments
0 Comments
Loading...